Hujan Sang Dara
Hitam yang berarak itu seperti kawanan Elang Dengan langkah berat mereka larut bersama petang Satusatu
Hitam yang berarak itu seperti kawanan Elang Dengan langkah berat mereka larut bersama petang Satusatu
Hujan menyisakan lanskap bisu Kulihat dari sebingkai jendela berwarna abu-abu Ada serimbun perdu di batas
Kau lelaki; Berhati hujan Menguyurku dengan ribuan perhatian Penyubur perasaan dan membanjiri jiwa dengan kebahagian
Hujan yang bermain di daun-daun gamal sore itu mengatakan kepulangan sebuah hati yang diam-diam tak
Kau tudungkan di kepala Di punggung dan dada Menutupi celana Telapak kaki tetap terbuka Satu
Denting bulir air menimbulkan birama Udara tanah berbaur dengan air ciptakan khas aroma Belaian hawa
November hadir kembali, dalam ritme reliji. Seperti biasa, layar waktu terbuka oleh hujan nan genit
Puan, kali ini saja izinkan aku alirkan air mata Yang telah menggenang begitu lama Seperti
Lolita di Bawah Hujan * /1/ Aku melihatnya pertama kali saat hujan Bersandar di pohon
Mendungnya sudah datang Ya, aku tahu Sepertinya mau hujan Ya, aku tahu Ini payungnya Ya,