Vlad D. Anger
Tidak ada yang lebih nikmat bila dibandingkan dengan keheningan malam di kamarnya; ruangan tiga kali tujuh yang ia sebut sebagai sanctuary yang suci. Di mana ia selalu bersemayam seperti mayat yang tak pedulikan apa pun yang terjadi selain yang ia lihat dan lihat secara langsung. Memang sudah beberapa tahun belakangan ini ia menarik diri dari kehidupan sosial bahkan sampai buku ini selesai ia tulis.
Panggilan ‘Vampir’ padanya sudah terdengar biasa saja dibanding panggilan-panggilan lain yang lebih buruk dulu. Kulitnya yang pucat karena jarang terkena sinar mentari seakan menguatkan panggilan itu. Hingga akhirnya ia gunakan nama Vlad hanya karena merasa cocok saja.
Tinggal di Wonosobo memang tak akan lepas dari cerita-cerita premanisme meski sekarang mereka sudah tidak lagi rusuh di jalan dan lebih senang masuk ke pemerintahan. Namun tahun 70-an hingga 80-an memang mirip seperti yang digambarkan di buku ini dan menjadi dasar setting cerita ini. Meski begitu, dia sebenarnya tidak mengalami masa itu karena pria ini kelahiran 1988.
Temukan lebih banyak tentang Vlad D. Anger di vlad.ceentina.com.